Politik Dalam Dunia Kerja, Bagaimana Sikap Kita?

Daftar Isi

 

Hampir dua jam teman saya menelfon pada hari ini. Panjang banget curhatannya, apalagi jika sudah membahas tentang politik kantor. Padahal banyak kerjaan yang ingin diselesaikan, namun namanya teman kalau pun gak di angkat, apalagi sudah sering tidak angkat telpon darinya, nanti dikira pula saya sombong atau gimana gitu? Wkwkwk.


Namun curhatan tentang kantor tersebut, apa yang beliau telah lakukan dan mengambil sikap, sangat sejalan dengan apa yang di sarankan oleh jobstreet.co.id dalam artikelnya yang berjudul,  “ 7 Tips Untuk Tetap Diplomatis Dalam Politik Kantor. “ Hal tersebut saya rasa sangat bermanfaat untuk saya terapkan saat ini.


1.    Jangan mengeluh tentang pekerjaan di tempat kerja


Dahulu ketika kami masih sama satu kantor, beliau bisa dikatakan sangat jangan mengeluh tentang kondisi di kantor, namun saat kami lagi diluar saat ngopi atau istirahat bareng, tidak ada teman kantor lainnya. Keluarlah semua unek-unek persoalan di kantor. Kadang, saya harus membuat betah diri saat mendengarkan celotehan teman saya ini untuk jangka waktu yang lumayan lama. Hehehe. 


Alasan beliau untuk tidak berbicara soal kerjaan di kantor apalagi soal lingkungan di kantor itu sendiri, karena kita mungkin saat bicara dan gak sadar ketika kita ngomong mungkin terdengar oleh orang lain yang beliau mungkin juga belum tentu bisa kita “pegang.” Dalam artiannya dinding saja juga punya telinga.


2.    Perlakukan orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan

Siapa yang menjadi otak pertengkaran di kantor, teman saya ini tetap memperlakukan teman-teman lainnya seperti biasa. Saling sapa, dan tetap ngobrol seperti biasa.

3.    Bernapas

Jika situasi kantor sedikit memanas, biasa mantan rekan satu kantor saya ini, langsung pagi-pagi keluar kelapangan, biasanya beliau ngopi dulu di kedai kopi dekat kantor langsung saja ke lokasi klien atau pun mengerjakan pekerjaan lainnya di tempat tersebut. Setelah selesai semua urusan di luar, baru beliau langsung balik ke kantor dan mengerjakan pekerjaan yang belum selesai di kerjakan, termasuk untuk membuat laporan harian.

4.    Bangun persahabatan yang berarti di tempat kerja


Selepas saya pindah, teman saya ini masih ada beberapa rekan lainnya yang juga satu ide dan memiliki sikap yang sama mengenai pekerjaan. Meskipun begitu, untuk cerita lebih dalam masih tetap tidak selepas, ketika dia berbicara dengan saya.


5.    Jaga jarak Anda dari Diva dan Ratu drama


Pegawai yang sering buat onar, atau saya lebih melabeli dengan “Tungpis,” bagi kami sejak dahulu memang tidak terlalu dekat, hanya sekedar berbicara urusan kantor yang mendesak. Tidak lebih dari itu.

6.    Fokus pada pekerjaan anda


Apa pun kata orang, teman saya ini selama dikantor hanya fokus mengerjakan pekerjaannya saja. Mungkin untuk urusan politik di kantor tersebut beliau pasti banyak juga mengetahui. Bagaimana tidak baik pimpinan, teman lainnya juga banyak yang saling curhat ke beliau. Meskipun begitu, sikap beliau yang saya patut acungi jempol, yaitu tidak infokan apa yang di bilang si A ke si B, atau dari si B ke si A. Sehingga, panasnya suasana kantor tidak semakin membara.


7.    Berhati-hatilah dengan siapa Anda curhat

Meskipun kami sudah beda pulau, tetap saja hampir tiap minggu telpon hanya untuk sekedar curhat tentang kantor, meskipun ada tentang topik yang lainnya, akan tetapi tetap saja celotehan mengenai kantor dan kerjaan tetap menjadi nomor satu.

Satu quote dari postingan jobstreet tersebut yang bagus serta saya sangat sepakat, yaitu :

Tidak ada pekerjaan yang layak mengorbankan kesejahteraan mental dan emosional Anda


Bagaimana denganmu Sobat?

Baca Juga : Aturlah Lingkungan Anda, Agar Anda Menjadi Kelas Satu


Posting Komentar