Share To Do List Sebelum Pukul 09.00 Wib
Awalnya perintah mengerjakan To Do List sangat saya benci, dan sangat males banget mengerjakan, namun lama kelamaan saya jadi kecanduan.
Iya inilah kisah saya. Sebagai seorang sales dari sebuah perusahaan cargo.
Saya tergabung dalam tim tiga, sebuah grup yang dipimpin oleh seorang leader yang sudah sangat senior dibandingkan kami semua di dalam tim.
Selain Leader, anggota tim kami ada 10 orang.
Saya dan Aeren termasuk dalam angkatan pertengahan. Karena terdapat empat orang yang lebih senior yang lebih dulu bergabung di perusahaan ini. Serta terdapat 4 orang lainnya yang baru bergabung di perusahaan setelah saya dan Aeren gabung.
Tim kami merupakan underdog dibandingkan dengan dua tim lainnya.
Saya tidak menyalahkan siapa-siapa, namun ya begitulah kenyataannya. Kami masih sangat sedikit baru bisa memberikan sumbangsih omset bagi perusahaan.
Saya juga gak membenarkan alasan bahwa saya masih baru dua bulan, bersama Aeren bergabung. Toh, kenyataannya ada beberapa orang yang baru bergabung setelah kami, juga sudah banyak omsetnya.
Ya, itulah sales, rezeki tim kami belum saat ini. Bukan juga saya bilang saya dan tim belum beruntung.
Rezeki sudah Allah Swt atur dengan baik. Tugas saya dan tim hanya berusaha semaksimal mungkin, memanfaatkan waktu yang ada agar bisa promosiin perusahaan sebanyak-banyaknya agar bisa mendapatangkan klien dan omset bagi perusahaan.
Meskipun kami termasuk dalam tim yang bisa dikatakan”diremehkan,” saya sangat beruntung bergabung dalam tim ini.
Alasan satu-satunya, yaitu leader.
Saya dan tim mendapatkan leader yang sangat baik dan memahami seluruh anggota tim nya.
Kata-kata positif selalu keluar dari mulutnya. Pernah satu ketika dalam beberapa hari kami tidak ada satupun yang mendapatkan shipment.
Leader hanya bilang, gak apa-apa. Kalian sudah bekerja sangat keras, jika bukan hari ini InsyaAllah besok kita akan mendapatkannya.
Bahkan dengan kata-kata saja, kami sudah sangat paham apa yang diinginkan leader. Termasuk saya dengan ikhlas memberikan data prospek saya kepada senior yang masa probationnya segera berakhir satu bulan ke depan. Sehingga beliau dituntut untuk bisa capai target sesuai yang perusahaan tentukan, agar kontrak kerjanya bisa di perpanjang.
Padahal tidak wajib juga saya serahkan. Namun, entah kenapa kami bisa dijadikan satu padu dan saling bahu membahu.
Lebih solid dibandingkan dua tim lainnya. Bahkan ada satu tim saling sikut-sikutan sesama anggotanya, padahal mereka juga merupakan satu almamater diperusahaan sebelumnya.
Ada satu lagi pembeda antara tiga tim yang ada, kata-kata doa selalu terucap, semoga Allah Swt mudahkan, setiap ada perkembangan positif selalu berucap Alhamdulillah.
Bahkan setiap meeting tim selalu ada ucapan salam dan bismillah serta sebelum meeting di tutup selalu baca doa Kafaratul Majelis. Doa yang dilantunkan yang sudah sangat lama, saya tidak dengar lagi selepas meninggalkan kampus tercinta.
Pembeda lainnya yaitu To Do List, yang mungkin tidak hanya saya saja yang benci ngerjakannya, teman-teman dari tim lain pun jika mendengar To Do List yang harus kami kerjakan setiap harinya akan bilang, untung saya tidak di tim tiga.
To Do List yang saya maksudkan adalah Apa aktifitas yang harus kami kerjakan pada satu hari itu.
Leader, setiap pagi sebelum jam 9 selalu meminta di group kami To Do List silahkan di share.
Setiap anggota harus buat To Do List yang akan mereka jalani dalam sehari ini apa aja.
Jika di rasa kurang, nanti leader akan bilang, tambahin lagi, yang kemaren jangan lupa di Follow up lagi, Administrasi yang sempat di pending usahakan dikerjakan hari ini dan sebagainya.
Aktifitas To Do List ini dikerjakan di awal memang serasa membebani. Namun lama kelamaan bagi saya pribadi ini sungguh sangat membantu.
Sehingga dalam satu hari tersebut, kita tidak sering “blank” lagi. Di pagi hari leader sudah memaksa kita berfikir terkait apa yang mesti saya kerjakan seharian ini.
Adanya To Do List akan membuat penggunaan waktu kita bisa berjalan efektif dan tidak sia-sia.
Meskipun sebenarnya pasti setiap sales sudah memiliki rencana apa yang harus mereka kerjakan pada hari tersebut dalam benak mereka.
Namun, dengan dituliskan dan semua anggota tim mengetahuinya, serta leader juga tahu, maka itu akan membuat anggota yang mengerjakannya jadi memiliki rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan rencana yang sudah dibuatnya sendiri untuk kerjakan pada hari itu.
Apalagi melihat To Do List teman yang lain lebih banyak dari kita, tentunya kita juga akan termotivasi untuk lebih banyak item yang di isi dalam To Do List tersebut.
To Do List ini kemudian sorenya harus dibuatkan lagi menjadi To Do List Result. Hasilnya apa yang sudah kita kerjakan. Bisa jadi kita hanya buat 10 namun dari kesepuluh tersebut tidak ada yang dikerjakan, atau malah item result bisa lebih banyak dari rencana yang sudah kita buat pada pagi hari.
Sering juga To Do List pagi di isi A, Resultnya tidak terlaksana dan diganti dengan B namun memiliki progres hasil yang positif. Sering banget bagi saya. Selain pertimbangan efektifitas menjalani hari, instings seorang sales juga turut serta mempengaruhi.
Bisa jadi pagi hari saya punya rencana ke lokasi A dan mau prospek klien A. Namun, dalam perjalanan saya menemukan atau memikirkan klien B yang secara naluri sales memiliki peluang besar jika saya kejar ke sana duluan dari pada ke klien A di lokasi A.
Bagi saya pribadi, sistem ini sangat baik untuk tim penjualan. Sehingga tim sales bisa nyusun rencana dengan lebih matang dan tidak asal jadi. Leader pun juga bisa mengukur dan memastikan hasilnya sebelum sore tiba.
Lho kok bisa gitu.
Seperti kata Stephen Keague, “ Perencanaan dan persiapan yang tepat mencegah kinerja yang buruk.” dan ditambahkan sebuah kutipan dari Sukant Ratnakar, “ Rencanakan langkah Anda selanjutnya, karena setiap langkah berkontribusi pada tujuan Anda.”
Jika sales tidak memiliki rencana kegiatan dalam satu hari, kemungkinan “blank,” akan sering terjadi dan membuat si sales akan banyak membuang waktu dalam satu hari tersebut.
Jika sales memiliki rencana visit atau aktifitas anggap saja 10 aktifitas per hari, dengan rasio closing 1:10 saja, maka sudah bisa dipastikan peluang mendapatkan 1 klien kemungkinan besar bisa terjadi pada hari itu.
Bisa juga dengan share To Do List akan membantu rasio kesuksesan akan semakin tinggi. Anggap saja saya mau ke klien A, ternyata ada teman satu tim yang sudah pernah kesana dengan pengalaman yang gak akan mungkin bisa deal, bisa saja saya jadi tahu kendala sebelumnya apa dan kenapa gak bisa closing. Sebab kenapa gak bisa closing jika saya ketahui dari awal, saya bisa jadi irit waktu dan gak perlu lagi ke sana.
Alasan gak closing karena klien minta harga sangat rendah, toh kalau pun saya paksakan ke sana juga gak bakalan deal, standar harga yang sudah pasti gak bisa di approve oleh manajemen di perusahaan kami. Daripada saya paksakan kesana, mending saya cari saja calon klien lain yang memiliki peluang omset.
Bagi yang lain bisa saja gak akan suka dengan sistem seperti ini dan dapat dirasa buang-buang waktu. Namun, saya sendiri ke depan jika mendapatkan kesempatan lagi memimpin tim, akan menerapkan sistem ini kepada tim sales yang saya handle.
Baca Juga : Penghasilan Dibelanjakan Kemana Saja?
Posting Komentar
(maaf untuk tidak menyertakan link aktif dan spam)