Nasib Tabungan Emas Pegadaian Saya Saat Ini
![]() |
Credit to Pixabay |
Pada tanggal 25 Februari 2017 yang lalu saya sempat posting dengan judul, “ Tabungan Emas Pegadaian, Bisa Beli Emas 0,01 Gram. “ Bagaimana nasib tabungan emas saya tersebut saat ini?
Dahulu saya buka tabungan emas pegadaian tersebut, karena pegadaian merupakan salah satu klien saya di kota Padang. Seluruh kantor cabang pegadaian di kota Padang, dan beberapa unit mereka melakukan pengiriman dokumen dengan perusahaan tempat saya bekerja di saat itu.
Secara berkala saya pasti sering berkunjung ke seluruh kantor cabang Pegadaian baik untuk bantu pick up dokumen, penagihan biaya ongkos kirim atau bahkan mengantarkan dokumen return (gagal antar) karena alamat tidak ditemukan atau alamat sipenerima sudah tidak di sana lagi.
Suatu waktu kantor pegadaian tersebut sepi, ada ada kesempatan bagi saya berbicara panjang lebar dengan salah satu staf mereka.
Dari hasil pembicaraan tersebut, salah satunya saya jadi mendapatkan informasi berharga terkait tabungan emas di Pegadaian.
Tanpa pikir panjang waktu itu saya langsung iyakan untuk membuka rekening tabungan emas di sana.
Lucunya, saking percaya dan sudah sering ke sana, saya buka tabungan emas tanpa menggunakan KTP sama sekali. Pada saat saya ke sana KTP saya sedang tidak terbawa. Proses pembukaan rekeningnya, sangat cepat dan langsung setoran pertama saya berikan.
Berselang beberapa kali saya masih sempat top up rekening tabungan emas pegadaian tersebut, namun sejak tahun 2018 saya sudah tidak pernah lagi setor.
Entah mungkin karena sudah jarang ke pegadaian atau pun alasan lainnya yang cuma sekedar alasan. Padahal pada saat itu harga emas masih sekitar Rp. 5000-an per gram.
Padahal saya sangat mudah waktu itu untuk sekedar mengantarkan setoran tabungan emas pegadaian.
Salah satu niat awal atau pun yang menjadi penyemangat saya membuka rekening tersebut adalah uang receh-receh hasil belanja dan parkir yang terkumpul bisa saya antarkan dan setor langsung di pegadaian. Hahaha.
Bayangkan, saya pernah menyusun uang pecahan koin 100 rupiah, 500 rupiah dan sampai seribu rupiah, saya satukan dengan nominal tertentu kemudian saya setor semuanya ke pegadaian.
Yang kocaknya saat setor, orang pun sedang rame, sehingga ketika saya ke teller antrian dibelakang saya jadi rame. Hahaha. Saya gak peduli, yang penting receh saya sudah jadi emas.
Kini, saya berurusan lagi dengan pegadaian. Walaupun dengan anak-anak perusahaanya. Kalau dulu sekedar berurusan dengan kiriman dokumen, namun sekarang berurusan dengan logam mulia dan perhiasan.
Nah pada malam ini, saat saya buatkan postingan ini. Saya jadi teringat kembali, buku tabungan emas pegadaian yang pernah saya buka.
Setelah saya cari di lemari, ternyata masih ada dan sudah saya bawa sewaktu saya dahulu pulang kampung.
Saya coba aktifkan kembali pegadaian digital di HP, alhamdulillah masih bisa dan saldo saya masih ada dan rekening masih aktif.
Saya coba top up dan ternyata bisa. Minusnya, ketika saya jadikan ke emas batangan, saya harus ambil emasnya di cabang saat saya buka rekening (buka rekeningnya di kota Padang, sementara saya sudah bermukin di Jakarta).
Tapi ini tidak masalah, karena saya masih bisa buy back emasnya dan ambil duit cash di cabang pegadaian terdekat.
Pengalaman selama ini, harusnya saya konsiten menabung, jika dari dulu saya konsisten menabung tentu hasilnya tabungan emas saya saat ini lebih banyak lagi, dengan modal uang yang lebih sedikit.
Apalagi harga emas saat ini sudah menyentuh satu juta tiga ratus per gram-nya. Jika beli per gram mungkin harus menunggu uang full dulu, namun saat ini baru ada uang receh dan pegadaian juga dekat dari rumah serta akses semakin mudah, tentu ini bisa menjadi opsi yang lebih baik.
Yuk…Mulai konsisten.
Posting Komentar
(maaf untuk tidak menyertakan link aktif dan spam)