Baru Ngeh, Setelah Ikut Kursus Mahir Financial

Daftar Isi

Credit to Pexels

Beberapa waktu yang lalu saya pernah beli akses kursus Mahir Finansial Keluarga. Dimana kursus ini membahas seputar soal, tips dan trik financial keluarga, diantaranya bagaimana bisa menabung dengan penghasilan yang berbatas, budgeting pengeluaran, komunikasi suami istri soal perencanaan keuangan keluarga, Tips hemat pengeluaran sampai ide-ide untuk menambah penghasilan bagi ibu rumah tangga.

Ada satu hal yang ternyata sudah saya praktekkan sebelumnya, yaitu pencatatan uang masuk dan keluar.

Dari kursus Mahir Finansial tersebut memang sangat perhatian terhadap pencatatan pengeluaran dan pemasukan dengan disiplin.

Kenapa dengan pencatatan pengeluaran dan uang masuk, kita jadi mengetahui kemana saja uang keluar dan pos-pos apa yang banyak menyita anggaran. Serta akan lebih detail juga untuk bisa ketahui, mana pos anggaran yang butuh banget atau hanya sekedar keinginan saja dalam artian belum terlalu butuh.

Harusnya untuk pos ini masih bisa di tunda pembeliannya dan di anggarkan ke dalam tabungan atau investasi lainnya seperti reksadana, emas atau saham misalkan.

Dengan pencatatan uang masuk, kita jadi mengetahui total yang kita terima setiap bulannya. Apalagi bagi nonkaryawan yang penghasilannya bisa dari banyak sumber dan gak menentu masuknya kadang hari ini sekian besoknya lebih banyak lagi dan besoknya lagi lebih banyak lagi dari sebelumnya.

Uang masuk segini totalnya dan uang keluar segini totalnya. Jika sudah mengetahui demikian, maka secara langsung kita dapat mengeidentifikasi keuangan keluarga kita pada bulan berjalan tersebut sedang surplus atau lagi defisit.

Jika surplus alhamdulillah, jika masih belum. Apa langkah yang bisa diambil.

Dengan demikian kita bisa melakukan aksi berikutnya. Misalkan ketika sedang defisit, maka kita bisa mengusahakan berhemat dahulu. Mana yang tidak perlu kita beli kita tahan dahulu untuk tidak membelinya. Bisa juga dengan memikirkan penghasilan tambahan dari aktifitas lainnya.

Saya jadi baru nyadar, ketika saya mencatatkan uang keluar saja. Saya jadi tahu bahwa saya membeli 15 galon air setiap bulannya.

Jika satu galon air merek A beli ke warung terdekat Rp. 22.000,- per galon, artinya saya mengeluarkan uang untuk beli air galon saja sebesar Rp. 330.000 setiap bulannya.

Dari hasil pencatatan ini apa yang bisa saya lakukan? Tentunya saya harus bisa mencari alternatif yang lebih bisa hemat dan praktis lagi.

Misalkan dengan membeli air galon yang lebih murah. Namun, pertanyaan selanjutnya saya kan masih tinggal di kontrakan yang berada di gang sempit. Apakah warung sekitar rumah saya ada yang jualan air galon yang lebih murah.

Jika tidak ada yang lebih dekat dan ternyata ada yang lebih jauh, pertanyaan selanjutnya apakah ini praktis dan efisien, jangan-jangan dengan mencari harga yang lebih murah, saya harus mengeluarkan biaya lebih besar lagi seperti menggunakan motor untuk setiap melakukan pembelian air galon ini dan menghabiskan waktu juga serta belum capek dan lelah ngangkat dan bawa air galonnya.

Oh, mungkin ada solusi lainnya.

Kebetulan saya menggunakan air tanah dan air sumur. Saya bisa pasang water purifier coway saja.  Saya bisa pasang water purifier dengan produk neo plus yang mengeluarkan biaya all in Rp. 280.000,- saja setiap bulannya, bisa juga yang lebih murah yaitu Sinamon dengan biaya all in Rp. 189.000,- setiap bulannya.

Saya tinggal minum, instalasi mesin ke sumber air, pemasangan alat, perawatan kebersihan serta peralatan suku cadangnya sudah di tanggung semua oleh perusahaan Coway Indonesia.

Dari Disiplin pencatatan uang keluar dan masuk, kita jadi tahu dan memiliki planning anggaran yang lebih terukur.

Mungkin akan muncul pertanyaan? Pemasukan saya masih kecil gak perlu lah saya lakukan ini.

Eits..justru dari pemasukan yang kecil ini kita belajar dan harus menjadi mahir financial. Kita akan bisa bebas dari hutang ketika kita bisa menekan pengeluaran. Kita bisa jadi berhemat dan menabung.

Toh, ketika penghasilan besar pun, jika tidak mahir financial juga gak akan bisa bertahan. Jangan kan menabung, bisa jadi defisit setiap bulannya alias boncos dan tambah hutang lagi bisa jadi karenanya.

Untuk lebih paham dalam tetek bengek pengelolaan keuangan keluarga, seperti yang saya sebutkan di atas, silahkan ikuti saja kursusnya. Cuma Rp. 50,000,- doang.

Worth it lah dengan ilmu yang di dapatkan.

Posting Komentar