Antara Bertahan dan Resign: Apa yang Menentukan Keputusan Karyawan?

Daftar Isi

credit to Pixabay

Malam itu, di sudut kecil sebuah kafe, saya termenung sambil menunggu teman yang ngajak ketemuan. Laptop terbuka di depan saya, halaman LinkedIn menampilkan notifikasi yang sudah menjadi rutinitas bagi banyak orang: "Selamat, Anda telah mencapai 10 tahun berkarir di perusahaan ini." Notifikasi itu untuk seorang teman lama, seseorang yang saya kenal cukup baik, dan saya pun teringat pertanyaan klasik yang dulu saya dengar saat interview: "Kenapa Anda betah dan sudah 6 tahun bekerja pada salah satu perusahaan yang tertulis dalam curriculum vitae saya ?"

Pertanyaan sederhana ini sering kali menimbulkan perasaan campur aduk. Ada yang merasa betah karena lingkungan kerja yang nyaman, ada juga yang merasa sebaliknya. Tapi mengapa ada orang yang bisa bertahan lebih dari satu dekade, sementara yang lain tak tahan bahkan hanya setahun?

Mengapa Beberapa Orang Betah Bertahan?

Mungkin, saat melihat seseorang yang telah bertahan lama di suatu perusahaan, kita berasumsi bahwa gaji besar atau bonus melimpah adalah alasannya. Namun, setelah saya mendalami berbagai faktor dan pengalaman pribadi, saya menyadari bahwa ada banyak alasan yang jauh lebih dalam dan signifikan.

1. Suasana Kerja yang Nyaman dan Kekeluargaan

Suasana kerja yang hangat dan kekeluargaan adalah salah satu alasan utama mengapa banyak orang memilih untuk bertahan. Ketika setiap hari di kantor terasa seperti pulang ke rumah, di mana setiap rekan kerja menjadi seperti keluarga, sulit untuk meninggalkan tempat seperti itu. Dalam suasana kerja yang demikian, meskipun ada tantangan atau tekanan, dukungan yang diberikan oleh rekan kerja bisa membuat kita merasa dihargai dan diakui.

Saya ingat saat pertama kali saya bekerja di perusahaan yang sudah 6 tahun saya di sana, serta di perusahaan sebelumnya lagi yang sudah hampir 3 tahun juga saya di sana, suasana kekeluargaan itu begitu terasa. Tidak ada kompetisi yang merusak, tidak ada rasa saling sikut untuk mendapatkan perhatian atasan. Semuanya terasa sangat harmonis, dan inilah yang membuat saya bertahan.

2. Bonus dan Penghargaan

Meskipun suasana kerja penting, tidak bisa dipungkiri bahwa bonus dan penghargaan memainkan peran penting dalam membuat seseorang merasa betah. Bonus tidak hanya soal uang, tetapi juga tentang bagaimana perusahaan menghargai kerja keras kita. Ketika kita merasa usaha kita diakui dan diapresiasi, itu memberikan kepuasan tersendiri yang sulit diukur.

Ada kalanya, setelah melewati pekerjaan yang melelahkan, sebuah bonus yang diberikan di luar dugaan bisa membuat kita tersenyum puas. Perusahaan yang mengerti cara memberi penghargaan ini, baik melalui bonus maupun pengakuan lainnya, biasanya berhasil mempertahankan karyawan lebih lama.

3. Lingkungan Kerja yang Positif

Lingkungan kerja yang positif juga menjadi alasan besar mengapa seseorang tetap bertahan. Sebuah perusahaan yang mampu menciptakan lingkungan kerja yang bersih, nyaman, dan penuh semangat kolaborasi biasanya berhasil menarik dan mempertahankan talenta terbaik. Dalam lingkungan seperti ini, setiap orang didorong untuk bekerja sama dan saling mendukung.

Saya selalu menghargai bagaimana lingkungan kerja saya saat ini begitu mendukung. Setiap ide, sekecil apa pun, selalu didengar dan dihargai. Tidak ada ide yang dianggap bodoh, dan ini memberikan kebebasan bagi kita untuk terus berkembang.

4. Fasilitas Kerja yang Memadai

Fasilitas kerja juga tidak boleh dianggap remeh. Dari fasilitas dasar seperti ruang istirahat yang nyaman hingga fasilitas lebih besar seperti kendaraan dinas atau bahkan rumah dinas, semuanya bisa mempengaruhi kenyamanan kerja. Dengan fasilitas yang memadai, karyawan merasa lebih mudah untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, dan ini tentu saja berkontribusi pada kepuasan kerja.

5. Atasan yang Bersahabat dan Memahami

Atasan yang baik adalah berkah. Mereka yang mampu mengayomi, membimbing, dan memahami karyawan bukan hanya sebagai pekerja, tetapi sebagai manusia, bisa menciptakan loyalitas yang kuat. Dalam beberapa kasus, seorang atasan yang baik bisa menjadi alasan utama mengapa karyawan memilih untuk tetap bertahan di perusahaan.

Saya masih ingat, bagaimana atasan saya dulu menenangkan saya ketika saya mengalami kesulitan di tempat kerja. Alih-alih memarahi atau menyalahkan, dia memilih untuk mendengarkan dan memberi solusi yang benar-benar membantu. Pengalaman seperti ini membuat saya semakin percaya dan betah untuk tetap berada di perusahaan ini.

6. Jenjang Karir yang Jelas

Jenjang karir yang jelas memberikan harapan dan tujuan bagi karyawan. Ketika seseorang tahu bahwa mereka memiliki peluang untuk naik ke posisi yang lebih tinggi, itu memberikan motivasi tambahan untuk bekerja keras dan tetap bertahan. Perusahaan yang tidak hanya memberikan janji kosong tetapi benar-benar memberikan jalur karir yang jelas dan nyata, seringkali berhasil mempertahankan karyawan untuk waktu yang lama.

7. Jam Kerja yang Fleksibel

Fleksibilitas dalam jam kerja juga merupakan faktor penting. Dalam dunia kerja modern, di mana keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan semakin dihargai, jam kerja yang fleksibel bisa menjadi magnet yang kuat untuk menarik dan mempertahankan karyawan.

8. Kesempatan untuk Belajar dan Berkembang

Terakhir, kesempatan untuk belajar dan berkembang adalah alasan lain mengapa seseorang memilih untuk tetap bertahan. Dalam perusahaan yang memberikan ruang bagi karyawan untuk terus belajar, baik melalui pelatihan, mentoring, atau proyek-proyek menantang, karyawan merasa bahwa mereka tidak hanya bekerja tetapi juga berkembang sebagai individu.

Mengapa Beberapa Orang Memilih Pergi?

Namun, di sisi lain, ada juga alasan-alasan yang membuat seseorang akhirnya memilih untuk meninggalkan tempat kerja. Beberapa alasan tersebut mungkin tidak asing bagi banyak dari kita.

1. Tidak Ada Perkembangan

Merasa tidak berkembang adalah salah satu alasan utama mengapa karyawan memilih untuk resign. Ketika seseorang merasa bahwa pekerjaan mereka tidak lagi menantang, dan tidak ada ruang untuk pertumbuhan, rasa jenuh mulai muncul. Ketika saya berbicara dengan teman yang bekerja di perusahaan yang sama selama 10 tahun, dia bercerita bahwa salah satu alasan dia bertahan adalah karena selalu ada tantangan baru. Namun, tidak semua orang seberuntung dia.

2. Lingkungan Kerja yang Tidak Nyaman

Sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak nyaman bisa membuat karyawan merasa tersiksa setiap hari. Konflik dengan rekan kerja atau atasan, persaingan yang tidak sehat, atau budaya kerja yang toksik bisa merusak semangat dan motivasi kerja.

Saya punya seorang teman yang bekerja di perusahaan yang tidak memiliki aturan absensi ketat, tidak ada target penjualan yang membebani, dan gaji yang besar. Namun, setiap kali dia mendapatkan klien, selalu ada masalah dengan pelayanan perusahaan yang buruk, sehingga kliennya sering kali kabur. Akhirnya, meskipun di permukaan semuanya terlihat baik, dia memutuskan untuk keluar karena merasa tidak lagi nyaman dan frustasi dengan situasi tersebut.

3. Tidak Ada Apresiasi

Kurangnya apresiasi juga menjadi faktor besar mengapa seseorang memutuskan untuk meninggalkan perusahaan. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada melihat usaha keras kita diabaikan atau bahkan dianggap sepele. Ketika kita memberikan yang terbaik, tetapi tidak ada satu pun yang menghargai, rasa kecewa dan marah bisa menjadi motivasi untuk mencari tempat yang lebih baik.

4. Tidak Ada Tantangan

Dalam hidup, tantangan adalah apa yang membuat kita merasa hidup. Ketika pekerjaan menjadi terlalu monoton dan tidak ada lagi tantangan yang menantang, rasa bosan mulai merayap. Hal ini juga yang sering kali mendorong seseorang untuk mencari pekerjaan baru yang lebih menantang.

5. Ketidakjelasan Jenjang Karir

Ketidakjelasan jenjang karir juga sering kali menjadi alasan karyawan resign. Ketika seseorang tidak melihat ada peluang untuk naik ke posisi yang lebih tinggi, mereka mulai kehilangan motivasi untuk bekerja keras. Dalam jangka panjang, ini bisa menjadi alasan untuk mencari tempat kerja yang lebih menjanjikan.

6. Gaji yang Tidak Sesuai

Terakhir, meskipun banyak yang mengatakan bahwa uang bukan segalanya, tetapi gaji yang tidak sesuai bisa menjadi alasan kuat mengapa seseorang memilih untuk keluar. Ketika kita merasa bahwa apa yang kita terima tidak sebanding dengan usaha yang kita berikan, kekecewaan mulai muncul dan bisa berujung pada keputusan untuk resign.

Menemukan Tempat yang Tepat

Dari semua alasan ini, baik alasan untuk bertahan maupun alasan untuk pergi, satu hal yang saya pelajari adalah pentingnya menemukan tempat kerja yang sesuai dengan nilai dan tujuan hidup kita. Setiap orang memiliki prioritas yang berbeda, dan apa yang membuat seseorang bertahan mungkin bukanlah hal yang sama yang membuat orang lain betah.

Di tempat saya bekerja saat ini, saya merasa mendapatkan banyak hal yang saya butuhkan: suasana kerja yang nyaman, rekan kerja yang mendukung, dan atasan yang menghargai. Namun, saya juga sadar bahwa tidak semua orang seberuntung saya. Ada yang mungkin bekerja di tempat yang tidak memberikan apa yang mereka butuhkan, dan itu bisa menjadi alasan mereka untuk mencari tempat baru.

Pada akhirnya, keputusan untuk bertahan atau pergi adalah keputusan pribadi yang harus diambil dengan hati-hati. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Yang penting adalah memastikan bahwa kita membuat keputusan yang terbaik untuk diri kita sendiri, dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.

Sebelum memutuskan untuk resign, cobalah untuk melihat kembali alasan-alasan mengapa Anda bertahan. Mungkin ada hal-hal yang masih bisa diubah atau diperbaiki. Namun, jika setelah melakukan semua itu Anda tetap merasa tidak puas, mungkin saatnya untuk mencari tempat yang lebih baik.

Refleksi ini mengingatkan saya bahwa setiap keputusan yang kita ambil dalam karir adalah bagian dari perjalanan panjang menuju tujuan yang lebih besar. Semoga kita semua menemukan tempat di mana kita bisa berkembang, merasa dihargai, dan yang paling penting, merasa bahagia.

Posting Komentar