Dari Parkiran, Meeting Online dan Offline, Saham Hingga Perut Mules
![]() |
credit : pixabay |
Saya sudah mempersiapkan diri untuk menghadiri dua meeting internal pada hari ini. Meeting pertama dijadwalkan dari pukul 13.00 hingga 14.00 WIB, dan yang kedua dari pukul 14.00 hingga 16.00 WIB. Selain itu, kantor juga sedang merayakan 17 Agustusan dengan berbagai lomba, termasuk lomba Mobile Legends yang menjadi favorit banyak orang. Namun, saya dan Juna, rekan kerja saya, memutuskan untuk tidak ikut serta dalam lomba tersebut.
Keputusan untuk tidak ikut lomba bukan tanpa alasan. Beberapa bulan terakhir, saya telah memutuskan untuk berhenti bermain game dan hanya menggunakan aplikasi yang bermanfaat di HP saya. Keputusan ini membuat saya merasa lebih fokus dan produktif, meski terkadang ada momen di mana saya merasa sedikit tersisih ketika teman-teman membicarakan game favorit mereka. Namun, tekad saya sudah bulat, tidak ada lagi waktu untuk game.
Pagi ini, saya sudah merencanakan untuk bertemu Juna di kantor pusat pada pukul 11.00 WIB. Namun, seperti biasa, rencana sering kali tidak berjalan sesuai harapan. Saya baru tiba di parkiran kantor pusat sekitar pukul 11.15 WIB. Meskipun lebih sering berkantor di gudang di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, hari ini saya harus berada di kantor pusat untuk menghadiri meeting tersebut.
Saat saya baru memarkir motor, saya melihat Aeran dan Dita yang sedang duduk di warung kopi dekat parkiran. Ternyata mereka sudah sampai di sini sejak pukul 10.00 WIB. Seharusnya mereka tiba di kantor pada pukul 09.30 WIB untuk meeting one-on-one dengan bos kami. Namun, karena terlambat, bos kami sudah keburu masuk ke jadwal meeting berikutnya. Akhirnya, mereka memutuskan untuk bekerja di warung kopi dekat parkiran sambil menunggu waktu meeting berikutnya. Ketika saya tiba di parkiran pukul 11.15 WIB, saya langsung bertemu dengan mereka berdua.
Kami bertiga pun berbincang sebentar di dekat parkiran. Aeran dan Dita bercerita tentang bagaimana mereka terjebak macet sehingga terlambat tiba di kantor. Situasi yang tidak asing lagi di Jakarta, namun tetap saja membuat frustrasi. Setelah berbincang sejenak, saya berpamitan untuk menemui Juna yang sudah menunggu di belakang kantor, sesuai janji kami sebelumnyam sedangkan Dita dan Aeran memilih untuk naik ke P7 tempat kantor kami berada.
Saya dan Juna bertemu di kantin belakang kantor, tempat biasa kami bersantai sambil ngopi. Kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu sebelum meeting pertama dimulai. Sambil menikmati makanan, kami berbicara tentang berbagai hal, termasuk pekerjaan, rencana masa depan, dan tentunya, topik hangat di kantor, yaitu lomba Mobile Legends. Saya menjelaskan kepada Juna mengapa saya memutuskan untuk berhenti bermain game, dan dia tampaknya memahami alasan saya.
Sebelum pukul 12.00 WIB, kami sudah selesai makan dan segera menuju mesjid terdekat untuk sholat Zuhur. Masih ada waktu sekitar 15 menit sebelum meeting pertama dimulai. Posisi kami masih di Mesjid, dan karena meeting diadakan secara online, kami bisa mengikutinya dari HP dan sambil ngadem di pelataran mesjid. Saya yang biasanya lebih nyaman menggunakan laptop, kali ini terpaksa harus menggunakan HP karena laptop saya kehabisan daya dan tidak ada colokan listrik di dekat kami.
Juna yang lebih paham teknologi membantu saya mengatur perangkat agar bisa mengikuti meeting dari HP. Setelah semua siap, saya memanfaatkan sisa waktu untuk mengecek saham di beberapa Rekening Dana Nasabah (RDN) termasuk di aplikasi HERO milik Kiwoom Sekuritas. Saat melihat saya sibuk dengan aplikasi tersebut, Juna penasaran dan bertanya, "Lu main saham juga, mas?"
"Iya, lebih tepatnya trading," jawab saya sambil tersenyum. Juna semakin tertarik dan meminta saya mengajarinya cara memulai trading saham. Tanpa ragu, saya merekomendasikan aplikasi HERO yang saya gunakan. Saya memberikan link download aplikasinya, dan Juna langsung mengunduhnya di HP-nya. Dia pun mulai proses pendaftaran, meskipun saya belum sempat menjelaskan bahwa prosesnya cukup panjang karena harus menyiapkan KTP, NPWP, dan rekening pribadi, serta pembukaan rekening RDN yang memerlukan waktu.
Belum sempat saya memberikan penjelasan lebih lanjut, meeting pertama pun dimulai. Kami berdua langsung fokus pada diskusi yang berlangsung. Namun, di tengah-tengah meeting, saya mulai merasakan ketidaknyamanan di perut. Sudah empat hari ini saya mengalami masalah pencernaan, mungkin karena terlalu sering makan makanan pedas. Meski begitu, saya mencoba untuk tetap fokus dan menyelesaikan meeting dengan baik.
Selesai meeting pertama, perut saya semakin tidak bisa diajak kompromi. Saya pun meminta izin untuk tidak hadir secara langsung di meeting kedua dan memilih untuk mengikutinya secara online dari rumah. Saya tahu, saya harus segera mencari toilet dan mungkin membeli oralit untuk membantu mengatasi diare ini. Untung saja jalanan lancar, sehingga saya bisa singgah dahulu ke salah satu apotek dekat rumah dan sempat beli air kelapa. Sayangnya, beberapa apotek yang saya kunjungi kehabisan stok oralit, sehingga saya akhirnya memutuskan untuk membeli air kelapa murni sebagai alternatif.
Pas pukul 14.05 WIB saya sudah di depan laptop yang tercolok listrik, saya masih belum bisa tenang karena meeting kedua belum juga dimulai. Mungkin teman-teman yang lain masih sibuk dengan turnamen Mobile Legends yang sedang berlangsung. Meeting baru bisa dimulai sekitar pukul 14.20 WIB, dan topik kali ini berkaitan dengan outstanding pembayaran. Tim finance meminta bantuan kami, tim sales, untuk follow-up klien yang belum menyelesaikan pembayaran invoice yang telah diterbitkan.
Setelah menyampaikan laporan kepada admin mengenai klien yang sudah saya follow-up serta hasilnya, saya akhirnya diberi izin untuk leave dari meeting. Saat itu juga, saya langsung buru-buru balik lagi ke toilet. Rasa lega akhirnya datang setelah itu, meskipun ketidaknyamanan di perut masih terasa.
Saya merenung sejenak tentang keputusan-keputusan yang saya buat hari ini, termasuk keputusan untuk tetap bekerja dari rumah saat kondisi fisik tidak memungkinkan.
Meski begitu, ada satu hal yang membuat saya merasa puas. Saya senang bisa membantu Juna memulai perjalanannya di dunia trading saham. Dia adalah teman yang baik, dan saya yakin dia memiliki potensi besar untuk sukses. Saya berharap dia bisa melewati proses pendaftaran dengan lancar dan segera memulai trading seperti yang diinginkan.
Hari-hari seperti ini yang membuat kita belajar lebih banyak tentang diri sendiri dan apa yang kita inginkan dalam hidup. Besok mungkin akan ada tantangan baru, tetapi hari ini, saya menutup hari dengan rasa syukur dan kelegaan, meskipun tubuh ini masih perlu waktu untuk pulih sepenuhnya.
Posting Komentar
(maaf untuk tidak menyertakan link aktif dan spam)