Dua Skill Set Untuk Tingkatkan Penghasilan

Daftar Isi
Credit to Pixabay


Malam ini, waktu sudah menunjukkan pukul 23.07 WIB dan mata saya masih segar bugar seperti elang yang siap menyambar mangsanya. 

Mungkin Anda berpikir saya habis menenggak secangkir kopi hitam pekat, tapi percayalah, itu tidak terjadi malam ini. Saya sudah kebanyakan minum yang manis sejak pagi tadi.

Biasanya, seberapa banyak pun kopi yang masuk ke perut ini, mata saya tetap patuh pada ritme kantuk yang datang dengan sopan di saat yang tepat. Tapi malam ini, rasa kantuk itu seakan enggan mampir, seperti bulan yang bersembunyi di balik awan tebal.

Sejujurnya, saya tahu penyebabnya, sang pelaku yang membuat malam ini terasa panjang: ponsel di tangan kanan saya. Jari-jari saya bergerak cepat, menelusuri layar yang penuh dengan kilauan konten sosial media. 

Saya tahu, menjelang tidur, ponsel harusnya sudah tersimpan di meja atau, lebih baik lagi, dimatikan saja. Namun, seperti magnet yang menarik besi, godaan untuk sekadar scrolling tanpa henti itu terlalu kuat. 

Tapi kali ini, saya patut bersyukur. Alih-alih konten hiburan yang biasanya mendominasi, layar saya kini lebih banyak dipenuhi dengan hal-hal berkualitas, tips investasi saham, motivasi bisnis, hingga video dari para pengusaha muda yang tak pernah berhenti membagi cerita suksesnya.

Satu konten yang menarik perhatian saya malam ini datang dari David Noahl. 

Meski usianya masih terbilang muda, pengalaman bisnis dan investasinya layaknya samudera luas yang dalam dan penuh kejutan. 

Saya terpaku mendengarkan, seolah setiap kata yang keluar dari bibirnya adalah butiran emas yang tidak ingin saya lewatkan. Ada satu pembahasan yang benar-benar menohok saya: dua skillset yang katanya bisa membuat kita meraup penghasilan ratusan juta.

Skill pertama: belajar menjual sesuatu. "Orang membeli karena emosi, bukan fakta," katanya. Benar-benar kalimat yang menghentak! 

Seperti kasur yang dijual kepada konsumen dengan benefit konsumen bisa tidur dengan nyenyak, bukan sekadar kasur empuk dengan pegas berkualitas. 

Semakin kita fokus pada emosi yang dirasakan konsumen saat membeli produk kita, semakin banyak produk yang terjual. Wow, persis seperti seorang penyair yang menulis sajak untuk menyentuh hati, bukan sekadar untuk dibaca.

Skill kedua: cara mempersuasi orang. Ini lebih dari sekadar menyuruh orang melakukan sesuatu; ini tentang menemukan kunci hati mereka, menginspirasi bahwa apa pun yang mereka lakukan saat ini, akan membawa kebaikan di masa depan. Layaknya seorang pemimpin yang mengarahkan pasukannya bukan dengan paksaan, tetapi dengan mimpi-mimpi yang disulam bersama.

Setiap kalimat dari David malam ini terasa seperti petir yang membelah langit malam terang, menggelegar, dan menggetarkan. 

Saya tersadar, ini bukan sekadar menambah ilmu, ini adalah panggilan untuk beraksi, untuk bangkit dari tidur panjang yang membuat saya hanya berputar-putar di zona nyaman. 

Waktu sudah semakin larut, tetapi semangat saya justru semakin membara. Rasanya seperti sedang menunggangi gelombang semangat yang tak kunjung surut.

Dan di sinilah saya, di tengah malam yang sunyi tapi penuh hiruk pikuk ide dan inspirasi, dengan mata yang masih enggan terpejam. 

Mungkin bukan kopi yang membuat saya terjaga, tapi harapan dan ambisi yang membuncah, yang siap saya tumpahkan di hari esok. 

Entah apa pun yang akan terjadi nanti, saya yakin, malam ini adalah satu langkah kecil masih berlanjut menuju perubahan besar yang semakin baik. InsyaAllah.

Posting Komentar